Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Iklan Bar

Kabupaten Konawe Selatan ibu kotanya Andoolo

1.      Letak
Kabupaten Konawe Selatan ibu kotanya Andoolo, secara geografis terletak di bagian Selatan Katulistiwa, melintang dari Utara ke selatan antara 30.58.56’ dan 40.31.52’ lintang selatan, membujur dari barat ke timur antara 121.58’ dan 123.16’ bujur timur.
2.      Batas wilayah
Batas wilayah Kabupaten Konawe Selatan adalah sebagai berikut:
·         Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Konawe dan Kota Kendari
·         Sebelah timur berbatasan dengan Laut Banda dan Laut Maluku
·         Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bombana dan Kabupaten Muna
·         Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kolaka
3.      Luas Wilayah
Luas wilayah Kabupaten Konawe Selatan, 451.420 Ha atau 11.83 persen dari luas wilayah daratan Sulawesi Tenggara. Sedangkan luas wilayah perairan (laut) = 9.368 Km2. Selain jazirah tenggara Pulau Sulawesi, terdapat juga pulau kecil yaitu Pulau Cempedak.
Menurut kecamatan.Wilayah terluas adalah Kecamatan Tinanggea 37.904 Ha (8 persen) kemudian berturut-turut Kecamatan Lalembuu (7 persen).Kecamatan Landono, Konda dan Moramo (6 persen).Kecamatan lainnya memiliki luas wilayah dibawah 6 persen. Wilayah yang paling kecil wilayahnya adalah kecamatan Palangga Selatan (3 persen)
4.      Jumlah pertumbuhan penduduk
Hasil sensus penduduk pada tahun 2000, jumlah penduduk Kabupaten Konawe Selatan sebanyak 208.987 jiwa, atau diperkirakan mengalamai kenaikan sebesar 47,4 ribu jiwa selama periode 1990-2000.
Berdasarkan hasil proyeksi SUPAS tahun  2005, penduduk kabupaten Konawe Selatan meningkat dari 240.053 jiwa pada tahun 2008 menjadi 244.046 jiwa pada tahun 2009.
Berdasarkan data tersebut pertumbuhan penduduk Kabupaten Konawe Selatan sebesar 1,66 persen pertahun atau sedikit lebih rendah dari pertumbuhan penduduk dalam dasa warsa 1980-1990 sekitar 4,37 persen; juga lebih rendah dibandingkan pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu yang sama besar 2,86 persen; akan tetapi lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penduduk tahun 2008 yaitu sebesar 0,90 persen.
5.      Kepadatan dan Persebaran Penduduk
Secara umum kepadatan penduduk Kabupaten Konawe Selatan mengalami peningkatan dari 53,18 jiwa perkilo meter persegi tahun 2008 menjadi 54,06 jiwa perkilometer persegi pada tahun 2009.
Kecamatan Wolasi merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah atau hanya mencapai 19,26 penduduk per Km2.
Sedangkan Kecamatan terpadat penduduknya adalah Ranomeeto dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 105,91 penduduk per km2.
Dilihat dari persebarannya, penduduk terbesar hampir merata di setiap kecamatan.Dari 224.046 penduduk tahun 2009, persentase persebaran penduduk diatas 6% terdapat di Kecamatan Tinanggea, Lalembuu, Andoolo, Laeya dan Konda. Selengkapnya disajikan pada table 3.13.
6.      Ketenaga Kerjaan
Uraian masalah ketenagakerjaan meliputi penduduk usian kerja yang didefinisikan sebagai penduduk berumur 15 Tahun+, yang terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Proporsi penduduk yang tergolong angkatan kerja dikenal dengan TPAK, angkatan kerja dibedakan menurut penduduk yang bekerja dirinci menurut lapangan usaha, sedangkan penduduk yang bukan angkatan kerja adalah yang bersekolah, mengurus rumah tangga dan lain-lainnya.
Berdasarkan hasil Sensunas Kor pada tahun 2009, penduduk Kabupaten Konawe Selatan yang berusia 15 tahun keatas sekitar 69,47% atau 169.450 jiwa, yang terdiri dari angkatan kerja sebesar 71,03% atau 120.424 jiwa dan bukan angkatan kerja sebesar 28,97% atau 49.116 jiwa.
Pada table 3.2.1. terlihat bahwa dari 120.424 jiwa angkatan kerja di Kabupaten Konawe Selatan, sekitar 98,05 persen atau 118.076 jiwa yang bekerja secara ekonomis dan selebihnya 1,95 persen atau 2.348 jiwa pengangguran, atau pencari kerja yang terdiri atas 1.260 jiwa  laki-laki dan 1.088 jiwa perempuan. Sementara itu tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang merupakan perbandingan antara banyaknya angkatan kerja dengan penduduk usia kerja, mencapai 71,03 persen.
Dari 118.076 orang yang bekerja secara ekonomis, sektor pertanian merupakan penyerap tenaga kerja terbesar yaitu 75.895 orang atau 64,28% terdiri dari 47.154 laki-laki dan 28.741 perempuan. Sektor perdagangan.Rumah makan dan jasa akomodasi merupakan sektor terbesar kedua sedangkan sektor lainnya kurang dari 8%.Sedangkan jumlah pencari kerja yang terdaftar pada DInas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Konawe Selatan tahun 2009 sebanyak 2.854 jiwa.
Dari 2.854 jiwa pencari kerja, persentase tertinggi adalah pencari kerja dengan kwalifikasi pendidikan SLTA, yaitu sebesar 1.623 jiwa atau sekitar 56,87 persen. Kemudian berpendidikan Sarjana/S1 sebesar 878 jiwa atau sekitar 30,76 persen. Kemudian berpendidikan DIII/Sarjana muda sebesar 338 jiwa atau sekitar 11,84 persen, dan 15 jiwa atau 0,53 persen berpendidikan SLTP.
7.      Kependudukan
Tabel 3.1.1
Penduduk Kabupaten Konawe Selatan Menurut Kecamatan
2005 – 2009

Kecamatan
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
1.
Tinanggea
32.875
33.280
19.044
19.204
19.611
2.
Lalembuu
-
-
15.555
15.699
15.957
3.
Andoolo
24.965
25.275
16.304
16.444
16.662
4.
Buke
-
-
11.433
11.547
11.744
5.
Palangga
21.355
21.620
10.458
10.562
10.758
6.
Palangga Selatan
-
-
5.156
5.209
5.296
7.
Baito
-
-
6.705
6.769
6.879
8.
Lainea
24.760
25.068
7.800
7.874
7.992
9.
Laeya
-
-
16.202
16.348
16.666
10.
Kolono
13.116

13.737
13.851
14.025
11.
Laonti
8.872

8.883
8.954
9.100
12.
Moramo
18.068

11.521
11.619
11.859
13.
Moramo Utara
-

6.211
6.265
6.388
14.
Konda
19.766

14.803
14.931
15.124
15.
Wolasi
-

4.239
4.273
4.319
16.
Ranomeeto
18.522

12.684
12.795
13.081
17.
Ranomeeto Barat
-

6.054
6.121
6.246
18.
Landono
20.431

11.342
11.451
11.610
19.
Mowila
-

10.165
10.250
10.384
20.
Angata
28.804

13.377
13.491
13.737
21.
Benua
-

9.286
9.362
9.487
22.
Basala
-

6.959
7.034
7.121
Kabupaten Konawe Selatan
231.534
234.400
127.918
240.053
244.046
Sumber: BPS Kabupaten Konawe Selatan

Persebaran Penduduk Kabupaten  Konawe Selatan Menurut Kecamatan
2009
Kecamatan
2009
Penduduk
% Persebaran
1.
Tinanggea
19.611
8,04
2.
Lalembuu
15.957
6,54
3.
Andoolo
16.662
6,83
4.
Buke
11.744
4,81
5.
Palangga
10.758
4,41
6.
Palangga Selatan
5.296
2,17
7.
Baito
6.879
2,82
8.
Lainea
7.992
3,27
9.
Laeya
16.666
6,83
10.
Kolono
14.025
5,75
11.
Laonti
9.100
3,73
12.
Moramo
11.859
4,86
13.
Moramo Utara
6.388
2,62
14.
Konda
15.124
6,20
15.
Wolasi
4.319
1,77
16.
Ranomeeto
13.081
5,36
17.
Ranomeeto Barat
6.246
2,56
18.
Landono
11.610
4,76
19.
Mowila
10.384
4,25
20.
Angata
13.737
5,63
21.
Benua
9.487
3,89
22.
Basala
7.121
2,92
Kabupaten Konawe Selatan
244.046
100,00
Sumber: BPS Kabupaten Konawe Selatan

8.      Pertumbuhan PDRB
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Konawe Selatan ditunjukkan oleh kenaikan nilai produk domestic regional bruto (PDRB) atas harga dasar konstan 2000.
PDRB Kabupaten Konawe Selatan atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2004 sebesar Rp. 32.029,93 juta. Pada tahun 2005 meningkat menjadi Rp. 674.777,58 juta dan kemudian meningkat menjadi Rp. 718.816,69 juta pada tahun 2006. Selanjutnya pada tahun 2007 meningkat lagi yaitu sebesar Rp. 769.992,46 juta dan meningkat lagi di tahun 2008 menjadi Rp. 842.201,97 juta, atau masing-masing tumbuh sebesar 6,76 persen tahun 2005; 6.53 persen tahun 2006; 7,12 persen tahun 2007 dan 9,38 persen tahun 2008.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Konawe Selatan pada tahun 2008 didukung oleh pertumbuhan sektornya yang seluruhnya mengalami pertumbuhan positif yaitu secara berurutan dari yang tertinggi sebagai berikut: sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh sebesar 25,40 persen, sektor pertambangan dan penggalian tumbuhn sebesar 19,37 persen, sektor industry pengolahan tumbuh 9,70 persen. Sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh sebesar 9,07 persen; sektor keuangan, persewahan dan jasa perusahaan 8,81 persen; sektor komunikasi/bangunan 8,62 persen; sektor pertanian tumbuh 6,08 persen, sektor jasa-jasa tumbuh 5,64 persen, dan sektor listrik dan air bersih tumbuh sebesar 4,27 persen.
9.      Struktur BPRB
Struktur ekonomi Kabupaten Konawe Selatan dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 masih didominasi oleh sektor pertanian. Pada periode tersebut peranan sektor pada pembentukan PDRB Kabupetn Konawe Selatan mengalami penurunan yaitu 49,68 persen tahun 2004 menjadi 48,91 persen tahun 2005. Tahun 2006 terjadi penurunan peranan menjadi 48,06 persen, kemudian ditahun 2007 turun lagi menjadi 45,74 persen. Demikian pula yang terjadi pada tahun 2008 terjadi penurunan peran menjadi 42,99 persen. Penurunan ini menyebabkan menurunnya peran dari sub sektor terutama sub sektor tanaman pangan, sub sektor tanaman perkebunan dan sub sektor perikanan.
Peranan terbesar sektor kedua pada tahun 2008 ditempati oleh sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 15,85 persen, kemudian disusul oleh sektor perdagangan.
Hotel dan restoran dengan sumbangan sebesar 13,30 persen, sektor jasa-jasa sebesar 10,24 persen dan sektor konstruksi/bangunan 8,51 persen. Sedangkan empat sektor lainnya memberikan peran diwabah lima persen, yaitu secara berturut-turut: sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 4,15 persen, pertambangan dan penggalian 3,30 persen, industry pengelolahan 1,18 persen dan terakhir sektor listrik dan air bersih sebesar 0,48 persen.
10.  PDRB Perkapita
Salah satu tolak ukur untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu daerah dapat dilihat dari besarnya PDRB perkapita.
Berdasarkan harga berlaku, PDRB per kapita penduduk Kabupaten Konawe Selatan dari tahun 2004 hingga 2008 memperlihatkan trend yang meningkat. Pada tahun 2004 sebesar Rp. 3.953.716,52 dan tahun 2005 menjadi Rp. 4.897.657,31 atau menjadi peningkatan sebesar 23,87 persen, kemudian pada tahun 2006 meningkat menjadi Rp. 5.462.117,84 atau terjadi suatu peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 11,63 persen.
Pada tahun 2007 mencapai Rp. 6.290.069,69 atau suatu peningkatan sebesar 15,16 persen dan tahun 2007 telah mencapai Rp. 7.964.239,15 atau terjadi peningkatan sebesar 26,62 persen.
Demikian pula jika berdasarkan harga konstan 2000, memperlihatkan trend yang meningkat yaitu Rp. 2.836.160,80 tahun 2004. Tahun 2005 meningkat menjadi Rp. 2.985.622,59 atau terjadi peningkatan sebesar 5,27 persen, kemudian pada tahun 2006 meningkat menjadi Rp. 3.051.755,91 atau suatu peningkatan sebesar 2,22 persen. Pada tahun 2007 sebesar 3.236.377,49 atau terjadi peningkatan sebesar 6,05 persen dan tahun 2008 mencapai Rp. 3.508.400,10 atau terjadi peningkattan sebesar 8,41 persen.